Kos-kosan atau saham?
Ada tulisan menarik di stockbit membandingkan investasi kos-kosan di Jogja dengan investasi saham.
Inti dari tulisan itu sih memang lebih cenderung untuk membeli saham daripada property. Alasannya :
Investasi Kos-kosan: Dengan modal Rp3,7 miliar, bisnis kos-kosan bisa menghasilkan pendapatan kotor Rp30 juta per bulan, namun setelah dikurangi biaya operasional, bersihnya sekitar Rp20 juta per bulan (Rp240 juta per tahun), atau sekitar 6,5% return tahunan.
Investasi Saham: Menggunakan contoh saham Hexindo Adiperkasa, dengan modal yang sama (Rp3,7 miliar), pendapatan dari dividen rata-rata berkisar antara 10%-15% per tahun, dengan kemungkinan return lebih tinggi jika diinvestasikan dalam jangka panjang. Dalam contoh, potensi penghasilan bersih tahunan sekitar Rp444 juta (12% return).
Cukup menarik....
Sebenarnya property itu menarik jika kita bisa mendapatkan HOT DEAL.
Ada orang yang butuh uang, hutang, bagi warisan.
Memang saat ini biaya seperti notaris, pajak, dan biaya tak terduga juga cukup tinggi.
Perlu belajar sehingga tidak terjebak di pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
.
Di sisi lain, saham atau bisnis tentu memiliki naik turun yang cukup tinggi. Mungkin perlu pembagian resiko juga ke saham yang lebih stabil, misal sektor bank (BRIS).
Selain itu mungkin perlu diperhitungkan juga tetap memiliki dana backup, yang likuid, agar ketika market crash, ada dana untuk melakukan pembelian bertahap. Katakan sekitar 30%.
.
tentu kombinasi antara property dan saham itu cukup menarik, dan bisa dipertimbangkan sebagai alokasi investasi.
Alternatif lain juga bisa mengalokasikan 30% yang cash / liquid tadi di investasi ini.... ataupun RDN pasar uang
Komentar
Posting Komentar