Apakah ada orang yang prediksinya tepat 100%?
Tidak ada.
Itulah kenapa kita perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi dan mempercayai suatu informasi.
.
Orang semakin jago meng-influence dan memanipulasi pikiran orang lain untuk "percaya" tetapi ingatlah selalu segala resiko atas tindakan kita ada di tangan kita sendiri.
Jangan menyalahkan orang lain
Jangan mencari alasan
Jangan FOMO
.
Ini sebenarnya pesan buat saya sendiri.
Ketika kita melihat suatu proyeksi ataupun prediksi bisnis, pasar, ekonomi, ambil saya garis besarnya dan selalu kembali dulu ke tujuan hidup maupun financial kita.
Ingatlah untuk selalu mengukur resiko.
Coba lakukan simulasi, jika asset kita itu tiba-tiba hilang atau jadi 0.
Are you ready for that?
.
Kalau tidak maka buat ukurannya.
Buat berapa batas resiko yang mau siap kita terima.
Misalkan kita investasi di suatu bisnis senilai 100jt.
Berapa besar resiko di bisnis itu? misal investasinya dibelikan asset.
Oke, berapa nilai assetnya, jika dilikuidasi, berapa nilainya.
.
Kalau kita investasi 100jt di bisnis orang lain, misal bikin kafe, ya bisa jadi habis buat sewa tempat beli peralatan dan sebagainya. apa mungkin ada sisanya?
.
Misal investasi di saham PT. Telkom, kenali saja berapa valuasinya, berapa estimasi kenaikannya, saat ini harganya masuk mahal, pas, atau murah. kalau pun sampai turun, seberapa besar resiko kerugian yang siap kita terima. Misal beli saham TLKM 100jt, kita proyeksi harga sahamnya diskon 20%. Kita siap menanggung risk kalau tidak sesuai sampai 10%. Maka ketika asset saham TLKM tadi turun nilainya sampai 90jt, ya kita segera exit. Jual sahamnya rugi 10jt. Kita dapatkan sisa modal kita 90jt.
.
Tentu ketika kita berhadapan dengan ramainya pasar saham, postingan social media, dan pamer portofolio, otomatis FOMO kita akan terpicu. Sadari saja.
Jika memang tidak sanggup mengelola emosi, baiknya tutup aja hp dan jangan kunjungi tread-tread macam itu. Cukup setting saja auto sell / trailing stop di aplikasi kita. Ini akan membuat mental kita makin sehat.
.
Kalau kita lihat dunia investasi sekarang ramai dengan komunitas, mentor, guru, dan stockpick macam-macam. Selalu sadari bahwa tidak ada prediksi yang 100% benar. Dan kalau salahpun, pasti mereka selalu mengatakan disclaimer. Dan segala resiko atas pengambilan keputusan ada di tangan masing-masing. Itu benar, karena sebaliknya juga, ketika untung, kita tidak punya kewajiban juga untuk berbagi profitnya. so that's fair.
.
Jadi, sehebat apapun trader di dunia ini. Tidak ada yang pasti untuk selalu benar.
Yang penting untuk kita adalah mengenali diri kita masing-masing. Membuat rencana keuangan dan investasi yang solid. Beli apa, di harga berapa, mau jual berapa, dan berapa persen resiko yang siap kita terima jika analisa kita salah.
.
So, saat ini saya sedang belajar di group mirae untuk membeli saham di harga yang sudah jenuh jual, sudah ada di support, dengan Stochastic slow. Di portofolio maksimal 3 saham saja, dengan masing-masing bobot 30%. Risk -5% out, karena bisa jadi harga juga akan rontok makin kebawah. Dan jualnya ketika psarnya sudah pindah ke atas.
Dengan cara diatas kemaren dapat profit :
5% dari TLKM
5% dari AMMN
dan dapat loss :
-3% dari PGEO
-1,5% dari ACES (yang ini setelah di sell harga terbang. No regret!)
Overall masih profit.
Saat ini di portofolio masih ada : PGEO (-0.2%) dan TPIA (-0.4%).
Disini kita perlu belajar sadis. Sabar dan disiplin.
Berani cut dan sabar dalam takeprofit.
Ingat untuk selalu bersyukur ketika sell.
Baik profit maupun loss.
.
Jangan lagi lihat stock yang sudah dijual. Lupakan.
Nanti beli lagi kalau ada sinyal.
.
Komentar
Posting Komentar