Abis Beli Harga Turun, eh... Dijual Harga Terbang

hihihi...

Jadi senyum sendiri baca judulnya.

.

Bagaimana menghadapi hal diatas.

Yuk kita bahas beberapa istilah penting psikologi pasar :

"FOMO" (Fear of Missing Out)

"Timing Bias"

dan ada lagi beberapa. Apa itu? Yuk dibahas.....

.

1. FOMO (Fear of Missing Out)

Rasa takut ketinggalan keuntungan besar atau bisa beli murah, sehingga terburu-buru membeli saham saat harganya mulai naik. Bisa jadi keputusannya sangat emosional dan bisa saja malah membeli di puncuk lalu harganya turun. 

.

2. Timing Bias 

Investor sering merasa bahwa mereka selalu membeli di "puncak" dan menjual di "dasar," padahal kenyataannya, pergerakan pasar sulit diprediksi secara konsisten. 

Bahkan banyak yang mengatakan jangan timing the market. Itu hampir mustahil.

Mau menjual paling atas

Dan bisa beli di paling bawah.

Ini mah si paling.....

.

Kalau memang bisa, itu hanya kebetulan saja. 1-2X

Pasar sangat dinamis dan harga saham selalu bergerak berdasarkan banyak faktor yang sangat rumit.

.

3. Illusion of Control dan ikut-ikutan berita (jangka pendek)

Ada orang yang sangat percaya diri dan yakin memiliki kontrol lebih besar atas peristiwa yang sebenarnya acak. Misal investor mungkin merasa mereka memiliki kendali atas pergerakan harga naik atau turun.

kita juga perlu menyadari bahwa pasar itu juga kumpulan orang-orang. Ketika banyak orang membeli saham, ramai dibicarakan, maka harga naik; namun tidak lama, tren mulai bergeser, harga bisa turun secara cepat. 

Bisa jadi juga itu jebakan bandar untuk mendistribusikan barang.

Atau sebaliknya ketika banyak orang mulai menjual, harga bisa naik karena tiba-tiba ada bandar yang sedang mengakumulasi barang.

.

Disini kita sebagai retail perlu menyadari adanya rumor pasar, sehingga bisa jadi malah membeli pada saat harga sudah mulai mencapai puncaknya (karena tren sudah terjadi) dan menjual saat harga mendekati titik terendah, karena mengikuti kepanikan pasar yang juga berlebihan.

Tenang dulu, dan analisa ulang 1-2 hari atau 1 minggu.

.



4. Panic Selling

Panic selling terjadi ketika investor takut harga akan turun lebih jauh sehingga mereka menjual di saat harga mendekati titik terendah.

5. Regret Aversion Bias

Kecenderungan seseorang untuk menghindari rasa penyesalan, misal setelah menjual saham, harga saham tersebut malah naik, sehingga timbul perasaan menyesal karena telah menjual terlalu cepat.

.

.

.

Sekarang, bagaimana Mengatasinya:

1. Disiplin dengan Rencana Trading: Buat rencana yang jelas sebelum membeli (harga beli) atau menjual saham (target jual). Tentukan target harga untuk take profit dan stop loss, serta patuhi strategi ini tanpa dipengaruhi oleh emosi pasar.

2. Lakukan Analisis Teknis dan Fundamental: Gunakan analisis teknis (grafik, pola, indikator) dan fundamental (kinerja perusahaan) untuk membuat keputusan berdasarkan data, bukan perasaan atau rumor pasar.

3. Manajemen Risiko: Jangan menginvestasikan semua modal di satu saham atau instrumen. Diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko fluktuasi harga yang ekstrem.

4. Latih Kesabaran, Ingat teori mancing: Pasar selalu bergerak naik dan turun. Latih untuk tidak bereaksi emosional dan menunggu waktu yang tepat berdasarkan analisis dapat menghindari pembelian di puncak atau penjualan di dasar harga.

5. Jaga Ekspektasi yang Realistis: Ingatlah bahwa dalam dunia investasi, tidak semua peluang harus diambil. Fokus pada keputusan yang sesuai dengan strategi jangka panjang, daripada mencoba mengejar setiap kenaikan harga.

6. Sabar dan disiplin Stop Loss dan Take Profit: Stop loss membantu meminimalkan kerugian ketika pasar bergerak tidak searah, sedangkan take profit membantu mengamankan keuntungan pada level yang telah ditentukan. 

Pasar selalu memberikan peluang baru, sehingga tidak perlu terburu-buru mengambil setiap kesempatan. Kadang, menunggu waktu yang tepat lebih baik daripada bertindak berdasarkan dorongan emosi.

7. Jangan Bandingkan dengan Orang Lain: Salah satu penyebab utama FOMO adalah melihat kesuksesan orang lain di pasar. Fokuslah pada tujuan dan strategi diri sendiri, karena setiap trader memiliki gaya dan toleransi risiko yang berbeda.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BTC - Yuk Koreksi Dulu

Berapa modal yang diperlukan buat tercapai financial freedom?

3 Strategy Mengambil Profit dari "Capital Gain" BTC