Belajar mencintai uang....
Banyak orang bilang jangan cinta uang.
Benarkah?
Coba kita cari perbandingan dengan hal lain.
bagaimana kamu mencintai pasangan hidupmu?
bagaimana kamu mencintai orang tua-mu?
bagaimana kamu mencintai anak-mu?
.
Tentu ada cara mengelolanya.
Mencintai bukanlah berarti cinta buta kan...
So, kitapun perlu belajar bagaimana cara yang benar dalam mencintai uang.
Kalau tidak setuju juga tidak apa-apa.
Tulisan ini tidak berusaha untuk membujuk kamu atau mempengaruhi opini kamu kok.
Silahkan renungkan saja, dan tanya pada diri kamu sendiri.
.
Seperti di bahas di tulisan sebelumnya. Apa sebenarnya makna uang untuk kamu?
.
Dari banyak hal, saya setuju dengan uang adalah alat agar dapat memiliki kebebasan untuk meraih tujuan hidup.
Dan sadari, cinta uang sebenarnya adalah mencintai proses menghasilkan uang.
.
1. Perubahan Mindset
Setiap orang perlu cek apakah selaras keyakinan-keyakinan atan uang. Banyak orang tidak punya uang karena mindset yang salah tentang uang. Misal : uang adalah akar dari ..... , lalu banyak uang itu membuat seseorang menjadi jahat. Itu dulu yang harus diselesaikan agar masalah-masalah financialnya beres dan mendorong keinginan untuk meraih kebebasan finansial.
Yakini, setiap orang itu dilahirkan dengan merdeka. Hidup itu tidak dikendalikan oleh uang atau dikendalikan orang lain. Dia sendiri yang bertanggung jawab atas hidupnya.
Berikutnya adalah menyadari bahwa setiap orang sudah diberikan modal potensi untuk hidup oleh Allah. Dengan itu semua dapat digunakan untuk berikhtiar untuk meraih apapun yang dia inginkan dalam hidupnya. Banyak orang kaya, orang sukses, bisa jadi tidak pintar, tapi mereka memiliki pola pikir yang berbeda. Iya.... berbeda, jadi jangan takut untuk menjadi berbeda.
.
2. Kesalahpahaman Tentang Kekayaan
Saving VS Earning.
Banyak orang mengira dengan menabung itu membuat orang kaya.
Sebenarnya itu tidak sepenuhnya benar. Untuk menjadi kaya, kita perlu meningkatkan kemampuan earning kita dengan pola pikir dan cara-cara yang lebih kreatif. Menambah ilmu, menambah pergaulan, mau berinvestasi di hal-hal baru.
Hindari pola pikir miskin yang membatasi pikiran, perasaan dan aksi kita untuk menghasilkan. Fokus untuk terus mencari peluang untuk menambah penghasilan.
.
3. Strategi untuk Pertumbuhan Finansial
.
Belajar hal-hal teknis dan tingkatkan juga softskill. Misal cara negoisasi, public speaking, etika, cara membangun hubungan, cara mengelola emosi, cara belajar, dan hal-hal yang mungkin tidak banyak diajarkan di sekolah.
Teruslah berinvestasi untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman baru. Carilah orang-orang hebat, belajarlah dan bekerjalah pada mereka. Lalu bangun circle kecil (mastermind) group yang komit dan mau saling support positif.
.
4. Jebakan Pertumbuhan Finansial
Untuk menjadi kaya itu ada tangganya.
Misal 1 milyar pertama, bisa jadi beda dengan 100 juta pertama.
Lalu 10 milyar pertama, tentu memerlukan jalan yang berbeda untuk meraih 1 milyar pertama.
Dan seterusnya....
Kita perlu belajar tentang menginvestasikan uang dan waktu yang kita mulai dengan baik.
Mengelola modal 1 milyar dan 100 milyar itu 2 permainan yang berbeda. Kita perlu buat roadmapnya. Dari gaji? dari bisnis? dari deviden? dari investasi? atau dari tabungan?
.
5. Skill Bisnis Praktis
Capital gain itu menarik, tapi usahakan menguasai investasi yang memberikan cash flow.
Fokuslah pada bisnis yang secara rutin memberikan pemasukan walau kecil. Apa contohnya? misalnya laundry, warung makan, cukur rambut, warung sembako, gym, sewa kendaraan untuk gojek, dan banyak lagi lainnya.
Pelajari bisnisnya. Pelajari putarannya. Cari apa kunci-kunci kesuksesannya agar bisa mengendalikan resiko dan meningkatkan keberhasilannya.
Lalukan diversifikasi income. Di awal fokus pada sumber pendapatan utama, lalu bertahap mengembangkan uang yang sudah didapat ke sumber pendapatan lain-nya : misalkan disimpan di deposito, membeli emas, membeli reksadana, membeli property sewaan, dan sebagainya.
.
6. Belajar dan Praktek Investasi
Mulailah membeli asset investasi sesuai dengan budget yang sudah disiapkan. Pelajari potensi, resiko, dan tantangannya.
Misal property (rumah, apartemen, kosan, ruko), atau ke pasar saham (capital gain, deviden), atau bisa juga dengan membeli bisnis (sekarang banyak ditawarkan juga di platform seperti bizshare)
.
Ingatlah untuk selalu procative.
Tidak menyalahkan, tidak mencari alasan atas kehidupan financial kita.
Teruslah mencari cara untuk meningkatkan penghasilan, terus belajar hal-hal baru, terus mencari network baru yang lebih baik dan bijaksana.
Sadari mindset yang kita punya.
Sadari skill dan pengetahuan yang kita punya.
Take action pada peluang yang ada dan siaplah memiliki masa depan finansial yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar